One Pride – Suwardi mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi kritik netizen di media sosial. Bahkan, ia tidak takut dengan hujatan mereka. Mau tahu rahasianya?
Suwardi merupakan petarung One Pride Mixed Martial Arts (MMA) yang bertanding di kelas terbang (56,7kg).
Nama Suwardi cukup dikenal banyak orang terutama para pecinta MMA di Indonesia, termasuk di Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT.
Mengawali karier di One Pride MMA sejak tahun 2016, Suwardi dulu tidak begitu tersohor. Namun kini petarung yang dijuluki Becak Lawu tersebut bak jadi selebriti di One Pride.
Suwardi memiliki akun Instagram @stevewardi yang dibuat sejak lama, dan kini sudah centang biru. Terlihat jumlah pengikut/followersnya pun mencapai 102 ribu.
Dari situ cerita bermula. Suwardi mengaku akun medsosnya tersebut berkembang pesat, seiring Becak Lawu rajin dalam membuat konten.
Raja grappling di One Pride MMA itu mempunyai prinsip kuat bahwa untuk tidak takut dalam membuat konten di Instagram.
Sebab kebanyakan orang terlalu banyak pertimbangan, sehingga muncul rasa takut untuk berekspresi di media sosial.
"(Kalau) saya rasa ini oke nih. Masukin saja. Jangan takut dihujat. Karena begitu ada yang menghujat berarti ada orang yang memperhatikan kita," kata Suwardi dikutip Onepride.net dari kanal YouTube podcast One Pride MMA, Kamis 4 Agustus 2022.
Masih dalam podcast One Pride MMA, Suwardi menyebut kerap mendapat kritikan. Apalagi hinaan.
Di depan professor Brazilian Jiu-Jitsu Black Belt, Suwardi menceritakan pernah dihina, namun ia menanggapi dengan santai dan memberikan edukasi.
"Mereka menghina berarti sudah mampir ke feeds kita. Walaupun sebenarnya mereka ingin melihat kita kalah, jatuh, KO. Tapi mereka mengikuti kita terus. Berarti kita diperhatikan," ungkapnya.
"Menurut saya wajah sekali (netizen menghina) karena mereka tidak mengetahui apa yang kita lakukan. Aturannya seperti apa dan prosesnya itu dia enggak tahu," sambungnya.
Suwardi bilang, netizen tidak akan tahu jika petarung yang akan bertanding menghibur mereka mengalami proses teramat pahit.
"Latihan babak belur, kemudian punya keluarga yang harus dihidupi, mereka tidak tahu," sebutnya.
"Jadi, solusinya kita enggak usah marah, enggak usah baper, kita edukasi. Sabar saja mereka lama-lama juga akan mengerti, entah sekarang atau sebulan lagi," tutupnya.