One Pride – Sandi Pramana senang menjadi petarung One Pride MMA. Sandi mengaku banyak dikenal orang dimana-mana setelah melewati serangkaian pertandingan di One Pride.
Sandi Pramana mengawali karir sebagai petarung One Pride MMA sejak tahun 2017 silam.
Kala itu, Sandi melewati laga debutnya dengan manis mengalahkan Enggar Dharmawan di Fight Night 8.
The Warrior, julukan Sandi Pramana, menderita kekalahan dengan petarung buas dan sangar. Seperti Angga Hans yang saat itu berada di kelas welter.
Sandi kemudian juga kalah dari Sarwo Edhi Sam dan Iman Lesmana. Hanya tiga kali kalah saja. Selebihnya, ia meraih tujuh kemenangan.
Yang terbaru, Sandi Pramana menumbangkan Handi Pandini di Fight Night 62.
Kemenangan tersebut mengantarkan Sandi untuk menantang raja kelas welter, Windri Patilima pada laga berikutnya.
"Alhamdulillah menjadi petarung MMA nama saya Sandi Pramana banyak terkenal dimana-mana. Apalagi sekarang bisa menantang Windri Patilima," ujar Sandi kepada Onepride.net.
"Saya akan merebut sabuk juara-nya dan dibawa ke Salatiga. Biar pemerintah tahu bahwa di Salatiga punya petarung yang multitalenta," tegasnya menyambungkan.
Sandi berujar, sedari dulu harapannya adalah bisa mendapat sabuk juara nasional kelas welterweight.
"Alhamdulillah contender kemarin menang dan tinggal menunggu jadwal lagi," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang petarung Mixed Martial Arts (MMA), Sandi Pramana, mempunyai perjuangan yang boleh dibilang sangat menginspirasi.
Perjuangan Sandi Pramana bukan hanya bertarung di atas oktagon demi menggapai prestasi tertinggi.
Lebih dari itu, atlet MMA ini juga harus berjuang menghidupi keluarga kecilnya dengan bekerja sebagai sekuriti di daerah asalnya, Salatiga, Jawa Tengah.
Sandi Pramana menjadi sekuriti sudah hampir 15 tahun sampai sekarang.
Pekerjaan tersebut ia lakoni sebelum terjun ke dunia MMA dan berkarir di ajang One Pride MMA.