OnePride – Atlet Mixed Martial Arts (MMA) yang mengalami cedera otak setelah bertanding di atas oktagon masih bisa sembuh.
Cedera pada otak atau gegar otak disebabkan oleh benturan eksternal.
Seperti atlet MMA yang bisa berisiko gegar otak jika terkena pukulan dan tendangan di kepala.
Ketua Dokter Medis One Pride MMA, dr Junaidi Sp.KO menegaskan, cedera otak masih ada yang dikategorikan ringan.
Hal tersebut jika atlet yang bertanding memiliki persiapan fisik bagus, kemudian tidak terkena pukulan dan tendangan yang eksplosif.
"Kalau persiapan fighternya cukup bagus, kemudian tendangan atau pukulan tidak terlalu power eksplosif, sehingga cederanya ringan," ujar Junaidi kepada Onepride.net.
Junaidi melanjutkan, hal itu bisa dinamakan gegar otak ringan, yaitu seorang yang tidak sadarkan diri dalam waktu relatif cepat.
"Dia tidak sadarkan diri, namun akan cepat sadar lagi. Jadi itu hanya kelainan fungsional, bukan kelainan organik," ungkapnya.
Meskipun bukan masalah krusial, Junaidi menuturkan, atlet MMA yang mengalami gegar otak ringan akibat terkena serangan dari lawannya, dia tetap membutuhkan penyembuhan dan pemulihan.
"Kita perlu (rekomendasikan) istirahatkan selama tiga bulan untuk penyembuhan. Kemudian mereka meningkatkan performa. Paling tidak enam bulan mereka bisa bertanding lagi. Jadi perlu waktu untuk itu," tuturnya.
"Itu cedera otak yang selama ini kita temui di ajang One Pride MMA," sambungnya.
Dilansir Halodoc, menurut jurnal kesehatan yang dipublikasikan oleh Sage Journals, disebutkan tingkat cedera atlet MMA ketika berkompetisi berkisar di antara 23 hingga 29 per 100 partisipasi pertarungan.
Cedera ini paling sering terjadi di daerah kepala dan wajah. Kulit yang robek dan patah tulang adalah jenis cedera yang paling umum.