VIVA –Pertandingan Handi Pandini melawan Ahmad Al Abror sudah berakhir di Fight Night 48 One Pride Mixed Martial Arts (MMA), Sabtu 11 September 2021. Handi keluar sebagai pemenang pada partai eksibisi di kelas welterweight (77,1kg) itu.
Meski begitu, Handi tampak tak begitu kesulitan untuk menghentikan perlawanan Ahmad. Petarung asal Bandung itu mengakhiri kemenangannya dengan ground and pound di ronde 1.
Torehan manis itu patut diacungi jempol. Sebab, Handi menghadapi petarung yang mengalami over weight alias kegemukan. Itu bisa dilihat dari hasil timbang badan sebelum duel kedua petarung berlangsung.
Dalam hasil timbang badan, Jumat 10 September lalu, Ahmad memiliki berat badan 81,7 kilogram atau lebih 4,6kg dari batas yang ditentukan di kelas welter. Sedangkan Handi hanya 73,7kg.
Pertandingan kedua petarung tetap dilanjutkan di Fight Night 48. Lantas apa yang menjadikan laga tersebut dilanjutkan? Padahal baru-baru ini duel antara Agung Maulana melawan Rama Sabturi di Fight Night 47 batal digelar.
Agung bertemu Rama di kelas lightweight (70,3 kg). Namun, laga kedua petarung menjadi urung terlaksana karena Agung mengalami kegemukan. Tak tanggung-tanggung, berat badan Agung 78,5kg atau over 8,2 kg dari yang ditentukan kelas lightweight.
CEO One Pride, Fransino Tirta menjelaskan,
Ahmad adalah fighter pengganti yang kurang dari sepekan persiapannya. Lawan sesungguhnya dari Handi, katanya, mundur dadakan.
Fransino juga menyayangkan atas berat badan over dari Ahmad. Namun laga itu bisa dilanjutkan karena terjadi negosiasi antara kedua fighter. Dan hasilnya Handi menerima pertarungan dilanjutkan.
"Fighter yang tidak salah tetap menerima lawannya walau over lebih dari 2 kilogram. Terjadi negosiasi itu dan deal maka laga tetap dilaksanakan dengan catatan tetap diawasi," ujar Fransino kepada Onepride.net.
"(Selain itu), kita menilai 4,6 over masih wajar sekaligus menimbang Al Abror fighter yang masuk dadakan. Mungkin persiapannya tidak maksimal sehingga kita mengizinkan fight itu terjadi," sambung dia.
Fransino menuturkan, kasus yang berbeda dialami Agung. Sebab, kata dia, Agung
lebih dari 8 kilogram dari hasil timbang badan yang dilakukan.
"Negosiasi juga kita tidak terima karena sudah sangat jauh. Fighternya pun bukan tanding secara dadakan karena persiapan lebih dari dua bulan," tegas dia.
Sanksi Kegemukan
Fransino menegaskan, setiap petarung yang mengalami over weight saat akan bertarung tetap diberikan sanksi, meskipun berat badan hanya lebih 0,1 kilogram.
Hukuman tersebut, dia menyebutkan, berupa denda sebesar 20 persen per 0,1kg yang harus dibayarkan oleh petarung apabila over weight. Besaran denda itu yang diatur dan sudah disepakati petarung.
"Fighter melakukan over weight 0,1 kilogram saja itu sudah kena sanksi. Denda yang sudah kita tentukan sebesar 20 persen. Setelah itu per 0,5kg kita tambahkan sebesar 5 persen sampai batas di 2 kilogram," ungkap dia.
"Sehingga total dari sanksi yang kita tentukan adalah 50 persen, apabila fighter ini over weight-nya 2 kilogram," lanjut dia.