VIVA –Petarung asal Wakatobi, Andriawan Dharmita sudah menyukai olahraga bela diri Mixed Martial Arts (MMA) sejak lama.
Awal mula, Andriawan hanya sekedar ikutan berlatih dan mengikuti lomba MMA. Sebab, dia mengaku penasaran dengan olahraga bela diri campuran itu.
"Yang buat saya penasaran karena pertandingan baku pukul di atas dan di bawah. Saya bilang ini taekwondo bukan, boxing juga bukan, dari penasaran itu saya ikut latihan," kata Andriawan di One Pride MMA Podcast.
Andriawan menuturkan, olahraga bela diri MMA seru dan mempunyai tantangan tersendiri. Itu karena setiap fighter juga dihadapkan dengan pertarungan kuncian.
Tapi, katanya, belajar bela diri MMA yang begitu kompleks bukan ingin menjadi lebih hebat dan kuat. Di sisi lain, belajar bisa menghargai dan menghormati orang.
"Makin kau hebat, makin kau tahu kualitas lawanmu. Jadi ketika kau hebat, kau anggap lawan ada di bawahmu, pasti kau akan lebih hargai," ungkapnya.
"Bukannya sebaliknya karena kau bisa belajar bela diri, kau busungkan dada. Dengan merendah, harga diri juga tidak akan turun," sambungnya.
Sejak menyukai MMA, Andriawan terjun ke pentas One Pride MMA. Dia mengawali debutnya saat melawan Agus Setia Budi di kelas flyweight Fight Night 19.
Saat itu, Andriawan terpaksa harus menyerah usai mendapat kuncian rear naked choke oleh Agus di ronde ketiga.
Selama karier di kelas flyweight, Andriawan sudah melakoni lima kali pertandingan. Dengan jumlah itu, dia sukses 3 kali menang dan 2 kali kalah.
Namun, saat ini Andriawan berencana untuk pindah kelas di bantamweight. Alasannya, dia ingin menyesuaikan berat badannya.