VIVA – Dwi Retno mengaku banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi. Salah satunya adalah melatih kesabaran dalam setiap pertandingan di oktagon One Pride.
Kondisi itu terungkap saat Dwi Retno menghadapi Melpida Sitohang pada partai contender fight One Pride Mixed Martial Arts (MMA) di Fight Night 46. Dalam duel yang disiarkan live oleh tvOne, Sabtu 12 Juni 2021, juri memutuskan kemenangan mutlak untuk Dwi Retno setelah pertarungan tiga ronde.
Namun, petarung asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu tak menampik bahwa Melpida cukup membuatnya kerepotan. Contohnya, saat Dwi Retno coba memberi kuncian di ronde pertama. Namun, pengalaman berbicara di sini.
Melpida Sitohang mendapatkan momen untuk keluar dari kuncian dan kembali bermain di atas. Hal itu, menurut Dwi Retno, membuatnya susah mengendalikan permainannya sendiri.
"Saya seperti kesulitan mengendalikan permainan diri sendiri. Masih harus lebih sabar lagi," ujar Dwi Retno kepada Onepride.net.
Diakui Dwi, sebetulnya ingin mengajak Melpida bermain di atas. Dengan kondisi itu ia mengharapkan terjadi jual beli pukulan.
Namun, situasi itu hanya terjadi di ronde 3 saat kedua petarung terlibat baku pukul. Sayangnya, Dwi Retno justru kewalahan melakukan take down.
Di posisi bawah ini, pertarungan berlangsung semakin sengit. Dwi Retno terus coba mencari momen untuk memberikan kuncian. Sedangkan Melpida mengganggu dengan elbow.
"Di ronde tiga itu kita sama-sama enggak pengen kalah. Jadinya sama-sama bertahan. Sampai akhirnya, bersyukur juri memutuskan saya menang," ungkapnya.
Dengan kemenangan itu, peraih medali emas di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah dalam cabang Muay Thai pada tahun 2018 itu menaruh harapan besar. Dia berharap bisa secepatnya mendapatkan sabuk juara di kelas woman strawweight yang saat ini belum dipegang sama fighter siapapun.
"Pengennya secepat mungkin. Soalnya strawweight kosong. Pengen banget jadi juara baru," katanya.