VIVA – Martin Sulaiman bangkit dari kekalahan saat menumbangkan Hafid Nur Maradi pada partai perbaikan peringkat One Pride Mixed Martial Arts (MMA), kelas featherweight di Fight Night 46.
Meski sempat gugup di awal, Martin meng-KO lawannya di ronde 2. Dia menang dengan ground and pound atas Hafid, sosok fighter senior yang sempat memegang sabuk juara kelas featherweight.
Dengan hasil manis itu, Martin sudah mengoleksi empat kali menang dan sekali kalah di One Pride MMA. Hasil kalah didapat ketika dia menghadapi Eperaim Ginting.
Martin mempunyai nama julukan The Flying Frogman. Namun, ternyata ada sesuatu hal yang cukup menggelitik di balik sejarah dari nama tersebut.
"Itu dari pelatih saya. Teman-teman juga memanggilnya begitu. Karena kaki saya kan besar, terus dikiranya kayak kodok," ujar Martin kepada One Pride MMA.
"Saya dipanggil kodok. Eh kodok-kodok. Karena dipanggil itu, ya sudah pakai saja Flying Frogman," sambungnya.
Martin menyampaikan, kemenangan itu dipersembahkan untuk semuanya yang telah mendukung dan membantu dirinya.
"Tapi khususnya untuk istri saya, keluarga dan pelatih. Apalagi istri saya sedang hamil, jadinya ini (kemenangan) untuk dia dan anak saya berada di dalam kandungan," ungkap Martin.
Semula, Hafid yang lebih matang di One Pride dengan jumlah pertarungan lebih banyak diprediksi mengalahkan Martin.
Bahkan, Hafid juga sudah memberikan sinyal bahaya bagi Martin agar bersiap menelan kekalahan kedua beruntun.
"Saya akan coba mengalahkannya di ronde pertama. Kalau tak dapat, saya coba sampai ronde terakhir. Saya akan memberi tahu martin cara main seorang grappler," kata Hafid.
"Kalau saya lihat dari saat lawan Eperaim, walaupun dia tak lempar handuk, dia pasti dihentikan wasit karena sudah KO terkena ground and pound. Itu karena Eperaim bisa membawa martin ke game plannya," jelasnya.